Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) | Rujukan Soal Pelajaran Puisi Dan Pidato Populer
Berikut ini salah satu materi pembinaan Implementasi Kurikulum 2013 yang mesti dikuasai oleh guru yang hendak mengimplementasikan Kurikulum 2013 , Dijadikannya selaku salah satu versi pembelajaran yang diperlukan sanggup diimplemntasikan dalam Kurikulum 2013 , sebab Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL) betul-betul menuntut keaktifan siswa , sanggup memmemberikankan pengalaman langsung serta menuntut pembelajaran yang tidak terbatas cuma selaku wawasan belaka. Apa tiruana materi pembelajaran memakai versi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL)? Tentunya tidak. Guru mesti sanggup menyeleksi sesuai karakteristik materi versi pembeljaran tersebut dan karakteristik materi yang hendak diajarkan. Untuk mengetahui karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL) silahkan simak penjelasan memberikankut yang dikutip dari buku pembinaan Implementasi Kurikulum 2013
=================================================
=================================================
A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Proyek merupakan kiprah yang kompleks , menurut tema yang menan tang , yang melibatkan siswa dalam merancang , memecahkan duduk kendala , mengambil keputusan , atau kegiatan investigasi; memmemberikankan peluang terhadap siswa untuk melakukan pekerjaan dalam periode waktu yang sudah direncanakan dalam menciptakan produk (Thomas , Mergendoller , and Michaelson , 1999).
Proyek terurai menjadi beberapa jenis. Stoller (2006) mengemukakan tiga jenis proyek menurut sifat dan urutan kegiatannya , yaitu: (1) proyek terencana , diputuskan dan dikelola oleh guru dalam hal topik , materi , metodologi , dan presentasi; (2) proyek tidak terencana didefinisikan utamanya oleh siswa sendiri; (3) proyek semi-terstruktur yang didefinisikan dan dikelola sebagian oleh guru dan sebagian oleh siswa.
Memperluas pengertian di atas Stoller (2006) , mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Proyek selaku pembelajaran yang memakai Proyek selaku media dalam proses pembelajaran untuk meraih kompetensi perilaku , wawasan dan keterampilan. Penekanan pembela -jaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menciptakan produk dengan menerapkan kemampuan meneliti , menganalisis , menciptakan , sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran menurut pengalaman nyata. Produk yang dimaksud merupakan hasil Proyek berupa barang atau jasa dalam bentuk rancangan , bagan , karya tulis , karya seni , karya teknologi/prakarya , dan lain-lain. Melalui penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek , siswa akan memperlancar mempersiapkan , melakukan kegiatan sesuai planning dan memperlihatkan atau melaporkan hasil kegiatan.
Bentuk kegiatan proyek berisikan (1) Proyek buatan yang meli batkan penciptaan mirip buletin , video , acara radio , poster , laporan tertulis , esai , foto , surat-surat , buku tutorial , selebaran , menu banquet , jadwal perjalanan , dan sebagainya; (2) Proyek kinerja mirip pementasan , penyajian verbal , pertunjukan teater , pameran masakan atau fashion show ; (3) Proyek organisasi mirip pembentukan klub , golongan disku-si , atau program-mitra percakapan. Ludang kecepeh lanjut , menurut Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek yakni (1) Proyek kecil-kecilan atau sederhana yang cuma menghabiskan dua atau tiga pertemuan. Proyek ini cuma dijalankan di dalam kelas; (2) Proyek skala sarat yang memerlukan kegiatan yang rumit di luar kelas untuk menyelesaikannya dengan jangka waktu ludang kecepeh panjang.
Pengertian sistem atau Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PBL) adalah sistem pembelajaran yang memakai proyek/kegiatan selaku media. Peserta didik melakukan eksplorasi , pepenilaianan , interpretasi , sintesis , dan pemberitahuan untuk menciptakan banyak sekali bentuk hasil belajar.
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL) yang merupakan versi atau metode berguru yang memakai duduk duduk kendala selaku langkah pertama dalam menghimpun dan mengintegrasikan wawasan gres menurut pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk dipakai pada permasalahan komplek yang diperlukan akseptor didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
![]() |
Contoh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL) |
Mengingat bahwa masing-masing akseptor didik mempunyai gaya berguru yang berlainan , maka Pembelajaran berbasis proyekmemmemberikankan peluang terhadap para akseptor didik untuk menggali konten (materi) dengan memakai banyak sekali cara yang berpengertian dan penjelasan bagi dirinya , dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan pemeriksaan mendalam wacana suatu topik dunia nyata , hal ini akan bermanfaat bagi atensi dan usaha akseptor didik.
Pembelajaran berbasis proyek dapat dibilang selaku operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK selaku institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk melakukan pekerjaan di dunia usaha dan industri mesti sanggup membekali akseptor didiknya dengan “kompetensi tersesuai ketentuan” yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” akseptor didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan pengertian dan penjelasan kerja yang bantu-membantu di dunia kerja. Dengan demikian versi pembelajaran yang sesuai untuk SMK merupakan pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran Berbasis proyekmemiliki karakteristik selaku memberikankut:
· peserta didik menciptakan keputusan wacana suatu kerangka kerja
· adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan terhadap akseptor didik
· peserta didik merancang proses untuk menyeleksi penyelesaian atas permasalahan atau tantangan yang diajukan
· peserta didik secara kolaboratif bertanggungtpendapat untuk mengakses dan mengurus pemberitahuan untuk memecahkan permasalahan
· proses memperbaiki dijalankan secara kontinyu
· peserta didik secara terencana melakukan refleksi atas kegiatan yang sudah dijalankan
· produk selesai kegiatan berguru akan dimemperbaiki secara kualitatif , dan
· situasi pembelajaran sungguh toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran seorang guru atau guru dalam Pembelajaran berbasis proyeksebaiknya selaku fasilitator , instruktur , pesaran dan perantara untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan daya imajinasi , ciptaan dan penemuan dari siswa. Adapun beberapa gangguan dan aral dalam implementasi sistem Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain memberikankut ini.
· Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang mesti ditawarkan untuk merampungkan permasalahan yang komplek.
· Banyak orang renta akseptor didik yang merasa dirugikan , sebab memperbesar ongkos untuk memasuki system baru.
· Banyak seorang guru merasa tenteram dengan kelas tradisional ,dimana seorang guru memegang kiprah utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang tidak ringan dan sepele , utamanya bagi seorang guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
· Banyaknya perlengkapan yang mesti ditawarkan , sehingga keperluan listrik bertambah.
Untuk itu diusulkan memakai team teaching dalam proses pembelajaran , dan akan ludang kecepeh memukau lagi kalau suasana ruang berguru tidak terus menerus , beberapa teladan pergeseran lay-out ruang kelas , seperti: traditional class (teori) , discussion group (pembuatan konsep dan pembagian kiprah kelompok) , lab tables (saat melaksanakan kiprah mandiri) , circle (presentasi). Atau buatlah suasana berguru mengasyikkan , bahkan di saat diskusi sanggup dijalankan di taman , artinya berguru tidak mesti dijalankan di dalam ruang kelas.
Berdasarkan urian diatas sanggup disimpulan bahwa Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) merupakan kegiatan pembelajaran yang memakai projek/kegiatan selaku proses pembelajaran untuk meraih kompetensi perilaku , wawasan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias akseptor didik untuk menciptakan produk dengan menerapkan kemampuan meneliti , menganalisis , menciptakan , sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran menurut pengalaman nyata. Produk yang dimaksud merupakan hasil projek dalam bentuk rancangan , bagan , karya tulis , karya seni , karya teknologi/prakarya , dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk melakukan pekerjaan secara sanggup bangun diatas kaki sendiri maupun berkelompok dalam menciptakan produk nyata.
B. Keludang kecepehan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Keludang kecepehan dan kehabisan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyekdapat diterangkan selaku memberikankut.
- Meningkatkan motivasi berguru akseptor didik untuk berguru , mendorong kesanggupan mereka untuk melakukan pekerjaan penting , dan mereka perlu untuk dihargai.
- Meningkatkan kesanggupan pemecahan masalah.
- Membuat akseptor didik menjadi ludang kecepeh aktif dan sukses memecahkan problem-problem yang kompleks.
- Meningkatkan kolaborasi.
- Mendorong akseptor didik untuk membuatkan dan mempraktikkan kemampuan komunikasi.
- Meningkatkan kemampuan akseptor didikdalam mengurus sumber.
- Memmemberikankan pengalaman terhadap akseptor didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek , dan menciptakan alokasi waktu dan sumber-sumber lain mirip pertidak ada yang kurangan untuk merampungkan tugas.
- Menyediakan pengalaman berguru yang melibatkan akseptor didik secara kompleks dan dirancang untuk meningkat sesuai dunia nyata.
- Melibatkan para akseptor didik untuk berguru mengambil pemberitahuan dan memamerkan wawasan yang dimiliki , kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
- Membuat suasana berguru menjadi mengasyikkan , sehingga akseptor didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
![]() |
Meteri Membuat Laporan Pengamatan di SMP sanggup dipraktekkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL) |
- Memerlukan banyak waktu untuk merampungkan masalah.
- Membutuhkan ongkos yang cukup banyak.
- Banyak seorang guru yang merasa tenteram dengan kelas tradisional , di mana seorang guru memegang kiprah utama di kelas.
- Banyaknya perlengkapan yang mesti disediakan.
- Peserta didik yang mempunyai kehabisan dalam percobaan dan pengumpulan pemberitahuan akan mengalami ketidak ringan dan sepelean.
- Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
- Knorma dan sopan santun topik yang dimemberikankan terhadap masing-masing golongan berlainan , dikhawatirkan akseptor didik tidak dapat mengetahui topik secara keseluruhan
Untuk menangani kehabisan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik mesti sanggup menangani dengan cara memfasilitasi akseptor didik dalam menghadapi duduk kendala , menangkal waktu akseptor didik dalam merampungkan proyek , meminimalis dan menawarkan perlengkapan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar , menyeleksi lokasi observasi yang memperringan dan sepele dijangkau sehingga tidak memerlukan banyak waktu dan ongkos , menciptakan suasana pembelajaran yang mengasyikkan sehingga seorang guru dan akseptor didik merasa tenteram dalam proses pembelajaran.
![]() |
Meteri Membuat Naskah Peraturan sanggup dipraktekkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL) |
Pembelajaran berbasis proyek ini juga menuntut siswa untuk membuatkan kemampuan mirip kerja sama dan refleksi. Menurut studi observasi , Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial mereka , sering membuat bolossi menyusut dan ludang kecepeh sedikit duduk duduk kendala disiplin di kelas. Siswa juga menjadi ludang kecepeh yakin diri mengatakan dengan golongan orang , tergolong orang dewasa.
Pelajaran berbasis proyek juga mengembangkan antusiasme untuk belajar. Knorma dan sopan santun belum cukup umur bersemangat dan bersemangat wacana apa yang mereka pelajari , mereka sering memperoleh ludang kecepeh banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias akseptor didik condong untuk menjaga apa yang mereka pelajari , bukan melupakannya secepat mereka sudah lulus tes.
C. Prinsip-prinsip Pembelajaran pada Pembelajaran Berbasis Proyek
Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan selaku memberikankut.
a. Pembelajaran berpusat pada siswa yang memakai tugas-tugas proyek pada kehidupan faktual untuk memperkaya pembelajaran.
b. Tugas Proyek menekankan pada kegiatan penyelesaian proyek berasarkan suatu tema atau topik yang sudah diputuskan dalam pembelajaran.
c. Tema atau topik yang dibelajarkan sanggup dikembangkan dari suatu kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran , atau gabungan beberapa kompetensi dasar antar mata pelajaran. Oleh sebab itu , kiprah proyek dalam satu semester dibolehkan cuma satu penugasan dalam suatu mata pelajaran.
d. Penyelidikan atau eksperimen dijalankan secara sahih dan menciptakan produk nyata. Produk tersebut berikutnya dikomunikasikan untuk memperoleh tpendapat dan umpan balik untuk perbaikan produk.
e. Pembelajaran dirancang dalam konferensi tatap paras dan kiprah sanggup bangun diatas kaki sendiri dalam fasilitasi dan monitoring oleh guru. Pertemuan tatap paras sanggup dijalankan di permulaan pada langkah penentuan proyek dan di selesai pembelajaran pada penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek , serta memperbaiki proses dan hasil proyek
D. Langkah langkah terlaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Langkah langkah terlaksanakan Pembelajaran Berbasis Proyek sanggup diterangkan dengan diagram selaku memberikankut.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) sebagai memberikankut.
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial , yakni pertanyaan yang sanggup memmemberikan penugasan akseptor didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia faktual dan dimulai dengan suatu pemeriksaan mendalam. Pengajar berupaya supaya topik yang diangkat berkaitan untuk para akseptor didik.
2) Mendesain penyusunan rencana proyek (Design a Plan for the Project.
Perencanaan dijalankan secara kolaboratif antara pengajar dan akseptor didik. Dengan emikian akseptor didik diperlukan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan memberikansi wacana aturan main , penyeleksian kegiatan yang sanggup mendukung dalam mentpendapat pertanyaan esensial , dengan cara mengintegrasikan banyak sekali subjek yang mungkin , serta mengenali alat dan materi yang sanggup diakses untuk menolong penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan akseptor didik secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam merampungkan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) menciptakan timeline untuk merampungkan proyek , (2) menciptakan tenggat waktu penyelesaian proyek , (3) menenteng akseptor didik supaya mempersiapkan cara yang gres , (4) membimbing akseptor didik knorma dan sopan santun mereka menciptakan cara yang tidak berkaitan dengan proyek , dan (5) meminta akseptor didik untuk menciptakan penjelasan (alasan) wacana penyeleksian suatu cara.
4. Memonitor akseptor didik dan perkembangan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungtpendapat untuk melakukan monitor terhadap kegiatan akseptor didik selama merampungkan proyek. Monitoring dijalankan dengan cara menfasilitasi akseptor didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi kegiatan akseptor didik. Agar mempermemperringan dan sepele proses monitoring , dibikin suatu rubrik yang sanggup merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
5. Menguji hasil (Assess the Outcome)
Pepenilaianan dijalankan untuk menolong pengajar dalam mengukur ketercapaian sesuai ketentuan , berperan dalam mengmemperbaiki perkembangan masing- masing akseptor didik , memmemberikan umpan balik wacana tingkat pengertian yang sudah diraih akseptor didik , menolong pengajar dalam menyusun taktik pembelajaran memberikankutnya.
6. Mengmemperbaiki pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada selesai proses pembelajaran , pengajar dan akseptor didik melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dijalankan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini akseptor didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama merampungkan proyek. Pengajar dan akseptor didik membuatkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran , sehingga pada balasannya didapatkan suatu temuan gres (new inquiry) untuk mentpendapat permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Tabel . Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek
Langkah-langkah | Deskripsi |
Langkah -1 Penentuan projek | Guru bareng dengan akseptor didik menyeleksi tema/topik projek |
Langkah -2 Perancangan perbuatan penyelesaian projek | Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang perbuatan kegiatan penyelesaian projek beserta pengelolaannya |
Langkah -3 Penyusunan jadwal terlaksanakan projek | Guru memmemberikankan pendampingan terhadap akseptor didik melakukan penjadwalan tiruana kegiatan yang sudah dirancangnya |
Langkah -4 Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru | Guru memfasilitasi dan memonitor akseptor didik dalam melaksanakan rancangan projek yang sudah dibuat |
Langkah -5 Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek | Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempre-sentasikan dan menerbitkan hasil karya |
Langkah -6 Evaluasi proses dan hasil projek | Guru dan akseptor didik pada selesai proses pembe-lajaran melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil kiprah projek |
E. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan sistem pembelajaran yang berserius pada siswa dalam kegiatan pemecahan duduk duduk kendala terkait dengan Proyek dan tugas-tugas berpengertian dan penjelasan lainnya. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sanggup memmemberikan peluang pada siswa untuk melakukan pekerjaan , mengkonstruk kiprah yang dimemberikankan guru yang pada puncaknya sanggup menciptakan produk karya siswa.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan selaku memberikankut.
a. Memperoleh wawasan dan ketrampilan gres dalam pembelajaran;
b. Meningkatkan kesanggupan siswa dalam pemecahan duduk duduk kendala proyek;
c. Membuat siswa ludang kecepeh aktif dalam memecahkan duduk duduk kendala proyek yang kompleks dengan hasil produk faktual berupa barang atau jasa;
d. Mengembangkan dan mengembangkan kemampuan ssiwa dalam mengurus sumber/bahan/alat untuk merampungkan tugas/proyek; dan
e. Meningkatkan kerja sama siswa khususnya pada Pembelajaran Ber basis Proyek yang bersifat kelompok.
Pembelajaran Berbasis Proyek mempunyai keludang kecepehan dalam hal: (1) mengembangkan motivasi siswa untuk berguru , mendorong kesanggupan mereka melakukan pekerjaan penting , (2) mengembangkan kesanggupan siswa dalam pemecahan duduk kendala , (3) membuat siswa ludang kecepeh aktif dan sukses memecahkan masalah-masalah yang kompleks , (4) mengembangkan kerja sama , (5) mendorong siswa untuk membuatkan dan mempraktikan kemampuan komunikasi , (6) memmemberikankan pengalaman terhadap siswa dalam mengorganisasi suatu Proyek , menyeleksi alokasi waktu dan mempergunakan sumber-sumber yang ada untuk merampungkan kiprah , dan (7) menawarkan pengalaman berguru siswa mengambil pemberitahuan dan memamerkan wawasan yang dimiliki , kemudian mengimplementasikannya di dunia nyata.
F. Peran guru dan akseptor didik dalam terlaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Peran guru dan akseptor didik dalam terlaksanakan Pembelajaran Berbasis Proyek selaku memberikankut.
1) Peran Guru
Merencanakan dan merancang pembelajaran.
Membuat taktik pembelajaran.
Membayangkan interaksi yang hendak terjadi antara guru dan siswa.
Mencari keunikan siswa.
Mepenilaian siswa dengan cara transparan dan banyak sekali macam pepenilaianan.
Membuat portofolio pekerjaan siswa.
![]() |
Meteri perakitan PC di SMK sanggup dipraktekkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PBL) |
2) Peran Peserta Didik
Menggunakan kesanggupan mengajukan pertanyaan dan berpikir.
Melakukan riset sederhana.
Mempelajari inspirasi dan konsep baru.
Belajar mengontrol waktu dengan baik.
Melakukan kegiatan berguru sendiri/kelompok.
Mengaplikasikanhasil berguru melalui tindakan.
Melakukan interaksi sosial (wawancara , survey , pengamatan , dll).
E. Sistem Pepenilaianan dalam terlaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pepenilaianan pembelajaran dengan metoda Pembelajaran berbasis proyek mesti diakukan secara menyeluruh terhadap perilaku , wawasan dan kemampuan yang diperoleh siswa dalam melakukan pembelajaran berbasis proyek. Pepenilaianan pembelajaran berbasis proyek sanggup memakai teknik pepenilaianan yang dikembangkan oleh Pusat Pepenilaianan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakni pepenilaianan proyek atau pepenilaianan produk. Pepenilaianan tersebut sanggup diterangkan selaku memberikankut.
1) Pepenilaianan Proyek
a) Pengertian Pepenilaianan proyek
Pepenilaianan proyek merupakan kegiatan pepenilaianan terhadap suatu kiprah yang mesti tertuntaskan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu pemeriksaan semenjak dari penyusunan rencana , pengumpulan data , pengorganisasian , pengolahan dan penghidangan data. Pepenilaianan proyek sanggup dipakai untuk mengenali pengertian , kesanggupan mengaplikasikan , kesanggupan pengusutan dan kesanggupan mengumumkan akseptor didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada pepenilaianan proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu diperberat sebelahkan , yaitu:
a.1) Pengelolaan
Kemampuan siswa dalam menyeleksi topik , mencari pemberitahuan , dan mengurus waktu pengumpulan data , serta penulisan laporan.
a.2) Relevansi
Topik , data , dan produk sesuai dengan KD.
a.3) Keaslian
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil karyanya , dengan memperberat sebelahkan proteksi guru berupa isyarat dan pinjaman terhadap proyek siswa.
a.4) Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan mendapatkan sesuatu yang berlainan dari biasanya.
b. Teknik Pepenilaianan Proyek
Pepenilaianan proyek dijalankan mulai dari penyusunan rencana , proses pengolahan , sampai hasil selesai proyek. Untuk itu , guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dipenilaian , mirip penyusunan disain , pengumpulan data , analisis data , dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan kiprah atau hasil observasi juga sanggup disuguhkan dalam bentuk poster. Pelaksanaan pepenilaianan sanggup memakai alat/ instrumen pepenilaianan berupa daftar cek ataupun skala pepenilaianan.
Pepenilaianan Proyek dijalankan mulai dari penyusunan rencana , proses pengolahan sampai dengan selesai proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dipenilaian. Pelaksanaan pepenilaianan sanggup juga memakai rating scale dan checklist.
a) Pengertian Pepenilaianan Produk
Pepenilaianan produk merupakan pepenilaianan terhadap proses pengolahan dan mutu suatu produk. Pepenilaianan produk meliputi pepenilaianan kesanggupan akseptor didik menciptakan produk-produk teknologi dan seni , seperti: masakan , busana , hasil karya seni (patung , lukisan , gambar) , barang-barang yang dibikin dari kayu , keramik , plastik , dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan pepenilaianan yaitu:
a.1) Tahap antisipasi , meliputi: pepenilaianan kesanggupan akseptor didik dan mempersiapkan , menggali , dan membuatkan pemikiran , dan merancang produk.
a.2) Tahap pengolahan produk (proses) , meliputi: pepenilaianan kesanggupan akseptor didik dalam menyeleksi dan memakai materi , alat , dan teknik.
a.3) Tahap pepenilaianan produk (appraisal) , meliputi: pepenilaianan produk yang dihasilkan akseptor didik sesuai patokan yang ditetapkan.
b) Teknik Pepenilaianan Produk
Pepenilaianan produk umumnya memakai cara holistik atau analitik.
b.1) Cara holistik , yakni menurut kesan keseluruhan dari produk , umumnya dijalankan pada tahap appraisal.
b.2) Cara analitik , yakni menurut aspek-aspek produk , umumnya dijalankan terhadap tiruana patokan yang terdapat pada tiruana tahap proses pengembangan.
Daftar Pustaka
Alexander , D. (2000). The learning that lies between play and acdingin dan damaiics in afterschool programs. National Institute on Out-of-School Time. Retrieved from http://www.niost.org/Publications/papers.
Admin.Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online]. Diakses di http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii.pdf (17 Oktober 2011).
Barron , B. , & Darling-Hammond , L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from http://www.edutopia.org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-learning.pdf.
Buck Institute for Education. Introduction to Project Based Learning. [Online].
Daniel K. Schneider. 2005. Project-based learning. [Online]. Diakses dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning
Florin , Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx
Grant , M. (2009 , April). Understanding projects in projectbased learning: A student’s perspective. Paper presented at Annual Meeting of the American Educational Research Association , San Diego , CA.
Lucas , George .(2005). Instructional Module Project Based Learning. http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Modul Pelatihan Kurikulum 2013 , Jakarta:Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Modul Pelatihan Kurikulum 2013 , Jakarta:Kemdikbud.
Markham , T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato , CA: Buck Institute for Education.
Research summary: Project-based learning in middle grades mathematics. Retrieved from http://www.nmsa.org/Research/ResearchSummaries.
ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx.
Savery , J. R. (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and distinctions. The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning , 1(1) , 9–20. Journal of Problem-Based Learning , 3(1) , 12–43.
Tidak ada komentar untuk "Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) | Rujukan Soal Pelajaran Puisi Dan Pidato Populer"
Posting Komentar